Senin, 04 Oktober 2010

STRATEGI MENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
DI SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN PROTESTAN NEGERI BURERE SENTANI
Oleh: Daniel Wenda, S.PAK.,M.Pd.

PENDAHULUAN
Peningkatan kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani sudah sangat dirasakan perlu, termasuk untuk menggunakan prinsip-prinsip manajemen modern yang berorientasi pada mutu/kualitas. Bagi para pemilik dan pengelola Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani, sistem manajemen mutu pada hakekatnya berinti pada perbaikan terus menerus untuk memperkuat dan mengambangkan mutu tersebut. Krisis ekonomi dan pasar bebas telah menuntut kita untuk lebih cermat dalam menentukan wawasan kedepan yang didasarkan atas pertimbangan potensi, kendala, peluang dan ancaman yang menuntut kita lebih efektif dan efisien dalam bertindak.
Kita ketahui bahwa Era Globalisasi adalah era persaingan mutu atau kualitas. Maka Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri, di era globalisasi harus berbasis pada mutu, bagaimana Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani dalam kegiatan jasa pendidikan maupun pengembangan Sumber Daya manusia yang memiliki keunggulan-keunggulan. Para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani sesungguhnya mengharapkan hasil dari komunikasi dan motivasi ganda yaitu ilmu pengetahuan Alkitab, gelar, ketrampilan, pengalaman, keyakinan dan perilaku luhur serta dalam arti seimbang. Semuanya itu diperlukan sebagai persiapan memasuki dunia kerja dan atau persiapan membuka lapangan kerja dengan mengharapkan kehidupan yang baik dan kesejahteraan lahir. Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani sebagai wadah untuk menggodog kader-kader pemimpin Gereja dan Bangsa memerlukan suatu cara pengelolaan yang berbeda dengan pengelolaan instansi non pendidikan, karena dalam wadah ini berkumpul orang-orang yang berilmu dan bernalar yang memiliki berbagai disiplin ilmu. Tanggung jawab pendidikan tidak saja beban pemerintah namun oleh seluruh lapisan masyarakat. Masalah penting yang harus diperhatikan adalah bagaimana manajemen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani diatur dalam suatu administrasi yang rapi, efisien dan transparan yang sedang berjalan dengan lancar serta sudah mendapat nilai yang positif dari pusat, merupakan satu keunggulan bagi semua aktifitas akademik Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani.
Peraturan-peraturan akademik dan administrasi mempunyai tata kerja membentuk suatu sistem yang harus ditaati dengan desiplin dan dedikasi semua pihak. Dengan sistim seperti ini maka ada jaminan penuh bahwa perahu akan melaju kearah yang sudah ditentukan kalaupun nakhodanya berganti ditengah perjalanan. Prasarana dan sarana akademik harus diciptakan sebagai landasan berpijak, disamping landasan mutu Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani, terutama sangat ditentukan oleh peran tenaga-tenaga pengajar dan tenaga administrasi yang berkualitas dan berbobot.
PROSES PENDIDIKAN DI SEKOLAH TINGGA KRISTEN PROTESTAN NEGERI BURERE SENTANI
Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani merupakan wahana tenaga ahli yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu PAK, Teologi , Musik Gereja dan memberi sumbangan kepada pembangunan dalam bidang rohani di Papua. Sebagai usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka pemerintah pusat melalui Mendiknas telah menetapkan empat kebijakan pokok dalam bidang pendidikan yaitu pemerataan dan kesempatan, relevansi pendidikan dengan pembangunan, kualitas pendidikan dan efisiensi pendidikan. Khusus untuk perguruan tinggi akan lebih diutamakan membahas mengenai relevansi pendidikan dengan pembangunan yang dalam langkah pelaksanaannya dikenal dengan keterkaitan dan kesepadanan (link and match).
Hanya dengan pengetahuan yang mendalam tentang apa yang dibutuhkan pembangunan tersebut, pendidikan akan dapat lebih mencapai hasil sesuai dengan misi dan fungsinya. Upaya menciptakan keterkaitan dan kesepadanan tersebut mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi kegiatan-kegiatan pendidikan (proses belajar mengajar), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam Dharma Pendidikan, perlu dievaluasi relevansi program dan jurusan yang ada dalam kebutuhan pembangunan, dalam arti apakah sumber daya manusia yang dihasilkan dapat diserap oleh kegiatan perekonomian dan pembangunan.
Pertama kita mengenal adanya Raw-Input dan Instrumental Input . Raw Input merupakan peserta didik sedangkan instrumental input terdiri dari : Gedung, Perpustakaan, Pedoman Akademik, Dosen, Kurikulum, Metode dan lain-lain. Kedua Raw Input dan Instrumental Input masuk dalam proses, yang ini akan memakan waktu delapan (8) semester. Ketiga, Output (hasil didik) yang sesuai dengan kriteria institusi dan siap untuk masuk kedalam persaingan sumber daya manusia. Dosen merupakan instrumen yang sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena dari dosenlah perpindahan ilmu dilakukan kepada peserta didik. Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan N Burere Sentani yang memiliki tenaga-tenaga dosen yang berkualitas rata-rata predikat S2 dengan lulusan berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia ini banyak diminati oleh masyarakat. Karena itu program untuk meningkatkan kualitas para dosen adalah merupakan kewajiban yang tidak ditawar-tawar lagi pada saat ini dan dimasa mendatang. Dalam hal ini tergantung pada yang bersangkutan untuk melanjutkan studi. Sedangkan pimpinan Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani sudah mengkaderkan sebagian besar dan tinggal sedikit 2-5 dosen yang sedang persiapan berangkat kuliah pascasarjana.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi. Kurikulum dibagi dalam kurikulum inti dan krikulum lokal. Kurikulum inti adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berlaku secara nasional untuk setiap program studi, yang memuat tujuan pendidikan, isi pengetahuan, dan kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik, dalam penyelesaian suatu program studi. Disisi lain kurikulum lokal adalah bagian dari kurikulum pendidikan tinggi yang berkenaan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas perguruan tinggi yang bersangkutan
Peningkatan Mutu Pendidikan
Agar Pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, maka Program Studi yang tersedia seyogyanya harus sesuai dengan minat masyarakat, selaras dengan tuntutan jaman, calon Mahasiswanya haruslah baik, tenaga pengajarnya berbobot, proses pendidikannya harus dapat berjalan dengan baik, serta sarana dan prasarananya harus memadai. Maka dari itu ada beberapa hal yang harus kita perhatikan sehubungan dengan strategi peningkatan mutu pendidikan di STAKPN Burere Sentani antara lain :
1. Mahasiswa yang Di didik
Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, dari calon mahasiswa harus betul-betul dapat dijaring dengan seleksi yang ketat supaya calon mahasiswa yang diterima di Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani mempunyai standar kualitas yang baik karena bagaimanapun mahasiswa tidak lepas dari tanggung jawab terhadap perkembangan sebuah perguruan tinggi. Disamping itu tingkat kedisiplinan mahasiswa perlu ditingkatkan, karena melalui disiplin yang tinggi ini agar mahasiswa benar-benar dapat mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan ilmu pengetahuan yang diterimanya.
Untuk menambah mutu serta kemampuan mahasiswa semasih dia mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi maka perlu ditambah dengan kemampuan berorganisasi, sebab di dalam organisasi ini akan mampu mengembangkan pribadi bagi mahasiswa dan menambah pengalaman guna menunjang ilmu pengetahuan yang diterimanya.
2. Dosen STAKP Burere Sentani Sebagai Pendidik dan Pengajar
Dosen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan bagi penyampain ilmunya kepada ri egMahasiswa. Dengan tenaga dosen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani yang berkompeten dan berkualitas akan memudahkan penyampaian ilmu pengetahuan Aklitab dan ilmu pengetahuan umum, sehingga apa yang disampaikan kepada mahasiswa dapat diterima dan dikembangkan sesuai dengan kemampuan mahasiswa dengan kajian bidang ilmu yang dipilihnya. Disamping itu dosen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani juga harus mempunyai disiplin yang tinggi juga mempunyai rasa tanggung jawab terhadap ilmu yang diberikan kepada mahasiswa. Bagaimana mungkin dapat meningkatkan mutu pendidikan apabila dosen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani hanya memberikan kuliah 3-4 kali pertemuan dalam setiap semesternya. Jadi sebagai dosen harus mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak didiknya agar ia tidak hanya memberikan kuliah secara asal-asalan.
Tanpa ada upaya untuk meningkatkan kualitas dosen yang ada sekarang, perubahan-perubahan mendasar pada kurikulum dan metode belajar mengajar akan timpang dan bisa jadi kurang efektif peningkatan kualitas dosen perlu dimulai dari sistem perekrut, peningkatan kemampuan dosen, sistem penilaian terhadap kemampuan dan kinerja dosen, serta sistem peningkatan karirnya. Tentu saja upaya peningkatan kualitas dosen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani perlu disertai dengan peningkatan kesejahteraannya. Kemampuan dosen terdiri dari kemampuan dalam ilmu pengetahuan yang akan diajarkan dan tehnik dalam memberikan pengajaran. Hal ini berarti peningkatan kemampuan dosen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani perlu dilakukan dari dua aspek yaitu peningkatan ilmu pengetahuan di “bidang atau kompetensinya”, dan “kemampuan atau ketrampilan dalam mengajar”.
Disamping itu juga dapat dilihat dari klasifikasi pendidikan (S2/S3) dan jenjang jabatan akademiknya. pengelolaan mutu Dosen dapat dilakukan melalui peningkatan pendidikan ke strata yang lebih tinggi di Universitas Universitas Negeri maupun swasta Sekolah Tinggi Teologi terbaik di dalam maupun di luar negeri secara bertahap dan berencana. Disamping itu juga dapat dilakukan melalui meningkatkan kegiatan-kegiatan seminar (lokal atau kampuas, regional dan nasional), serta penataran-penataran dan lokakarya, baik di Jurusan masing-masing dan tingkat STAKPN sendiri, maupun di perguruan tinggi Teologi lain yang ada di tanah Papua. Serta meningkatkan kegiatan kerjasama antara beberapa denominasi gereja yaitu GKI, BAPTIS, GIDI, PANTEKOSTA, sesuai MOU dengan pimpinan gereja sebagai penambah wawasan dan cara berpikir serta ketrampilan bagi gereja binaan dan dosen Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri Burere Sentani.

3. Sarana dan Prasarana STAKPN Burere Sentani
Untuk menghasilkan kualitas tenaga lulusan perguruan tinggi maka harus bekerja sama dengan pihak dunia usaha sebagai penyerap dan pemakai tenaga lulusan perguruan tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan unsur mahasiswa, alumni dan perusahaan-perusahaan yang mewakili dunia usaha, untuk memberikan masukan yang berguna untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang diharapkan mampu berkiprah di era globalisasi. Maka perlu perhatikan terhadap kurikulum dengan menambahkan program-program baru seperti: penguasaan bahasa internasional, teknologi komputer, program magang dan etika.
Laboratorium sebagai ajang latih dan praktek mahasiswa perlu dilengkapi dengan fasilitas yang cukup serta program pelatihannya harus disesuaikan dengan perkembangan dunia pendidikan dan industri. Sedangkan perpustakaan sebagai jantungnya perguruan tinggi perlu diperkaya dan dilengkapi dengan berbagai jurnal seperti: Ima Godei, Majalah Bukurung Burere, skripsi, tesis, disertasi dan literatrur yang terbaru.
Demikian pula gedung atau ruang perkuliahan serta perlengkapannya sebagai penunjang proses pendidikan sangat perlu mendapat perhatian dari segi kebersihan, keindahan serta kenyamanannya.
4.Penutup
Dari Uraian tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. STAKPN Burere Sentani perlu mendorong upaya peningkatan kualifikasi tenaga dosen dengan pendidikan lanjutan atau kursus dengan fasilitas yang memadai agar kualitas sumberdaya dapat ditingkatkan sehingga secara otomatis akan mendorong peningkatan mutu pendididkan di lingkungan STAKPN, Gereja maupun di masyarakat umum.
2. Tuntutan terhadap mutu pendidikan yang terus ditingkatkan sebagai upaya untuk menciptakan output yang berkualitas dan siap terjun ke lapangan pelayanan pengabdian gereja maupun pemerintah serta untuk memenuhi standar atau ketentuan akreditasi.
3. Output yang dihasilkan harus berdasarkan suatu proses yang matang dan didukung oleh input yang baik pula.
4. Faktor eskternal dan internal yang mendukung proses penyelenggaraan dan sumber daya perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan harus mendapat perhatian.
Design by Mutiara Hitam, Daniel Wenda, S.PAK, M.Pd.
Copyright © 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar